Kolaborasi Bumdes, Karang Taruna, PKK dan Wisata untuk Meningkatkan Perekonomian Desa Panerusan
Desa memiliki banyak elemen didalamnya, yang tentunya menjadi pondasi dasar dalam membangun desa, elemen-elemen di desa, juga tak dapat berjalan sendirian melainkan saling bahu-membahu dengan elemen yang lainnya. Juka kita gambarkan layaknya seekor burung, ia bisa terbang bukan karena burung punya sayap saja melainkan juga punya kaki untuk mendarat dan hinggap serta didukung mata untuk melihat dan tentunya didukung organ tubuh yang lainnya. Coba dibayangkan jika burung tanpa kaki, pasti tidak bisa terbang, sekalipun bisa terbang akan kesusahan ketika hendak mendarat ataupun hinggap. Ketika burung tak bisa melihat sekalipun bisa terbang tapi tak akan tau kemana ia harus terbang dan kapan ia harus mendarat serta dimana ia harus mendarat dengan tepat. Jadi setiap elemen memang tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus didukung elemen yang lain.
Desa Panerusan dengan jumlah penduduk kurang lebih 2600 jiwa penduduk, yang terbagi ke dalam berbagai kategori bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan manula (manusia lanjut usia). Jumlah penduduk yang setiap tahunnya meningkat selaras dengan angka pengangguran, sehingga menuntut desa utuk melakukan pemberdayaan untuk menambah keterampilan kepada masyarakat. Desa panerusan memiliki sumber daya manusia yang potensial yang di bekali dari Universitas-universitas, terkemuka di Indonesia jangan sampai potens-potensi seperti itu tak dapat diberdayakan di desa untuk memicu pengembangan di Desa Jika setiap tahun sosok sumber daya manusia yang memiliki potensi hanya melakukan urbanisasi maka sangat kerugian untuk sebuah dan desa perlu memberikan pemberdayaan.
Desa memiliki banyak elemen yang dapat memicu perkembangan perekenomian di desa, melalui elemen-elemen di desa seperti Bumdes, karang taruna, PKK dan wisata berkolaborasi untuk mengembangkan perekonomian di desa. Bumdes yang merupakan badan usaha memiliki desa disini berperan sebagai tokoh utama dalam pengembangan perekonomian desa. Bumdes desa panerusan di bentuk secara struktural melaksanakan program-program tahunan. Sasaran dari pada program Bumdes yaitu pemuda melalui elemen karang taruna dan ibu- ibu melalui elemen karang taruna dan ibu-ibu PKK. Bumdes melalui program-program yang terstruktur memberikan pemebrdayaan kepada sasaran yang dituju. Program yang diterapkan Bumdes yaitu Jasmerah (Jahemerah sebelah rumah) Program tersebut, merupakan program menanam jahe menggunakan polibag disebelah rumah jadi tidak ada alasan jika tidak mempunyai lahan. Jika dikalkulasikan penanaman tersebut tidak membutuhkan modal yang besar hanya membutuhkan sekam padi dan serbuk kayu sebagai media tanam dan polibag sebagai wadah dari media tanam tersebut, dan bibit jahe merah. Satu kilogram bibit jahe dapat disemaikan dan menjadi sepuluh semaian untuk sepuluh polibag. Harga satu kilogram bibit jahe merah satu kilogram 30 ribu, jika satu rumah menanam 50 kita coba kalkulasikan. 50 Kilogram bibit disemaikan menjadi 500 polibag dan dalam satu polibag dapat menghasilkan 2-4 Kilogram jahe, jika kita rata-ratakan 3 Kg/polibag. 500 polibag x 3 Kg = 1.500 Kg. Harga jual rata-rata 25.000/Kg. Jika hasil panen mendapatkan 1.500 Kilogram maka total hasil penjualan Rp 37.500.000,-. Hail penjualan tersebut masih kotor belum dipotong modal awal pupuk dan lain-lain. Jika di kira-kira hanya membutuhkan modal Rp 5.000.000,- sampai dengan panen. Jahe panen dalam jangka waktu 12 bulan, sangat bagus sekali program tersebut jika di terapkan kepada pemuda dan ibu-ibu PKK sebagai pemberdayaan masyarakat, dan modal bersumber dari Bumdes, penjualan hasil panen juga melalui Bumbes yang sudah bekerja sama dengan buyer komoditas kususnya jahe merah.
Program Bumdes lainnya yaitu wisata bekerjasama dengan Pokdarwis, Bumdes melakukan terobosan yaitu pengembangan wisata yang didukung dan diperkasai karang taruna dan kelompok wisata. Terobosan yang dilakukan di Desa Panerusan berupa wisata berbasis edukasi yang diterapkan di Bukit Sikrikil dan Gunung Wayang. Edukasi yang diterapkan bisa berupa agroteknologi dan, peternakan, soft skill dan kerajinan tangan dan dilengkapi dengan kegiatan outbond sebagai kegiatan pelengkap. Tugas dari pemuda menjadi pemuda wisata yang sudah terbentuk kedalam satu tim atau bisa disebut wisata organizer. Sebagai sasaran wisatawan adalah sekolah-sekolah dan instasi dengan cara melakukan sosialisasi dengan menawarkan paket wisata kepada sasaran wisatawan. Dalam terobosoan ini, Bumdes memang menjadi tokoh utama atau motor serangan dari pada kegiatan ini. Semua perlu persiapan yang matang dan memang benar-benar membutuhkan kekompakan dalam elemen-elemen terkait yang ada di Desa. Program yang dilakukan tidak hanya Jasmerah namun masih banyak program yang lainnya yang memiliki prospek yang tinggi dan lebuh berpotensi untuk menumbuhkan perekonomian di Desa.
Penulis : Oky Endrayanto, untuk Kegiatan "Workshop Menulis Wadaslintang Keren, dalam rangka Festival Desa Wisata Tahun 2020"
Kirim Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin